Powered By Blogger

Kamis, 09 Februari 2012

PSIKOLOGI PENDIDIKAN


KATA PENGANTAR
                                                                    
                                                                                                              
Alhamdulillah makalah ini terselesaikan dengan cepat dan bagus sehingga dapat bermaanfaat untuk semua orang. Tidak lupa disampaikan banyak terima kasih pada:
1.          Dosen pembimbing Psikologi Pendidikan  Ibu Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi,  yang telah membimbing serta mengarahkan kami sehingga makalah ini dapat dibuat dan terselesaikan dengan lancar dan cepat.

2.          Teman-teman yang membantu baik dari segi tenaga maupun pikiran.
Dalam makalah  analisa kasus anak berbakat ditinjau dari multiple intelegensi, memang kami membuat makalah  ini ditujukan untuk semua orang. Dalam hal ini kami menjelaskan semampu kami untuk memberikan informasi sejelas mungkin pada makalah ini. Mungkin dalam pembuatan makalah  ini ada kesalahanya kami mohon maaf  karena tak ada gading yang tak ada retaknya. Demikian pula dengan makalah yang kami susun ini, bila terdapat kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan demi penyempurnaan penulisan pemikiran kritis kami selanjutnya.



Surabaya, 26 Mei 2011


Penyusun





DAFTAR ISI



Cover
Kata Pengantar ....................................................................................................     i
Daftar Isi ............................................................................................................      ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………  1
B. Perumusan Masalah …………………………………………………………    2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………     2

BAB I
KASUS
v Kasus ……………………………………………………………..…………   3

BAB III
PEMBAHASAN
A. Intelegensi……………………………………………………………… ......    4
B. Analisis menurut Diferensiasi dan Teori Intelegensi…………………………        5
1.      Trilogi Intelegensi…………………………………………………………….          5
2.      Teori faktor……………………………………………………………………         6
3.      Teori Struktural Intelektual…………………………………………………..           6
4.      Teori Kognitif…………………………………………………………………         7
5.      Teori Inteligensi ABC…………………………………………………………         7

BAB IV
PENUTUP
     Kesimpulan …………………………………………………………………    8

Daftar Pustaka ………………………………………………………………......   9
 

BAB I
PENDAHULUAN

    A.    Latar belakang
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien).
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya.
Berbagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini, seperti adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling,- sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan penguasaan konselor.tentang landasan bimbingan dan konseling. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di atas landasan yang seharusnya.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan dipaparkan tentang beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak langkah bimbingan dan konseling.
     B.     Rumusan masalah
1.      Mengapa bimbingan dan konseling diperlukan di sekolah?
2.      Apa hakikat dari bimbingan dan konseling?
3.      Apa tujuan dari bimbingan dan konseling?
4.      Apa fungsi bimbingan dan konseling?
5.      Apa prinsip dan asas yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling?
6.      Jenis layanan dan kegiatan yang bagaimana yang dapat mendukung bimbingan dan konseling? 

      C.    Tujuan
Dengan membuat makalah ini bertujuan untuk membimbing para pembaca untuk lebih mengerti tentang masalah bimbingan dan konseling sehingga lebih bisa mengerti dan dapat bisa menjalankan apa yang terkandung dalam materi tersebut. Dalam pembuatan makalah ini kami menyajika materi dengan sejelas mungkin dan semenarik mungkin agar materinya lebih bisa dipahami.
Dalam hal ini kami mengambil materi dari berbagai sumber untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Materi ini kami pilihdengan tujuan untuk memberikan informasi dan memberikan materi agar materi bimbingan dan konseling lebih mendalam untuk dipelajari




BAB II
PEMBAHASAN
   

         A.    Perlunya Bimbingan dan Konseling  di Sekolah
Pendidikan (pedagogis) dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Dewasa berarti bisa hidup mandiri terlepas dari ketergantungan pada orang lain. Proses pendidikan dapat dilaksanakan secara formal, informal dan nonformal.
Proses mencapai kedewasaan bukanlah hal yang mudah., karena dalam mencapai kedewasaan memerlukan bantuan orang dewasa. Dalam proses kedewasaan anak beinteraksi dengan lingkungan baik fisik maupun sosio-kultural. Sekolah sebagai lembaga menyelenggarakan pendidikan formal sangat berperan penting dalam mendewasakan anak menjadi anggota masyarakat yang berguna. Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya telah mendorong terjadinya globalisasi. 
Dampak positif globalisasi adalah mendorong manusia untuk terus  berfikir, meningkatkan kemampuan dan tidak puas terhadap apa yang telah dicapai sehinga ingin meningkatkan diri. Sedangkan dmapak negatifnya  adalah meningkatnya keresahan hidup di masyarakat.
Adapun upaya untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut memerlukan insan dan sumber daya manusia yang bermutu. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu pula. Pendidikan yang bemut tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisme dan system managemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik.
Pendidikan yang bermutu haruslah merupakan pendidikan yang seimbang, mampu menghantarkan peserta didik pada pencapaian standart kemampuan profesional dan akademis. Pencapaian seperti itu memerlukan kerjasama yang harmonis antara pengelola dan pelaksana managemen pendidikan, pengajaran, dan bimbingan karena ketiganya merupakan bidang – bidang utama dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Keterkaitan ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut:
Administrasi

   




                                     
Keterangan dari gambar diatas adalah lingkaran menggambarkan proses pendidikan disekolah yang terdiri dari tiga bidang saling terkait secara integral, yaitu bidang administrasi dan supervise, bidang pengajaran dan bidang bimbingan yang ketiganya merupakan penunjang tercapainya tujuan pendidikan. 
           
Bidang administrasi dan supervise merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah administrasi dan kepemimpinan. Bidang ini mencakup kegiatan perencanaan, perlengkapan dan pengawasan.
            Bidang pengajaran dan kurikuler bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik. Kegiatan ini berkaitan dengan kejuruan,pendidikan khusus, dan pendidikan remedial.
            Bidang bimbingan mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik. Bidang bimbingan di sekolah dikatakan berhasil jika peserta didik di sekolah tersebut ada dalam keadaan sejahtera.
           
Sehingga jelas bahwa, bimbingan merupakan salah satu unsur  terpadu dalam keseluruhan program pendidikan dilingkungan sekolah. Suatu kegiatan pendidikan dikatakan baik dan ideal apabila telah mencakup ketiga bidang yang telah disebutkan diatas.


     B.     Hakikat Bimbingan dan Koseling
Istilah bimbingan dan konseling merupakan terjemahan kata Guidance dan Counselig, dalam bahasa Inggris kata Guidance  berasal dari kata guide yang artinya menunjukkan, memimpin, menuntun, mengatur, mengarahkan, memberi  nasehat. Sedangkan Counseling berasal dari kata counsel yang artinya nasehat, pembicaraan, anjuran.
Untuk memahami arti yang sebenarnya , perlu dilihat beberapa definisi  yang dikemukakan  oleh para ahli yang diantaranya sebagai berikut:
            Untuk kata bimbingan;
-          Rochman Natawidjaja
Mengemukakan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan terus menerus supaya individu tersebut dapat memahami idirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan lingkungan, baik di keluarga, sekolah,  masyarakat serta kehidupan pada umumnya.
-          Prayitno
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh oaring yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu agar oaring yang dibmbing tersebut dapat  mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri.
-          Shertzer dan Stone
Guidance is the process of helping individuals to understand themselves and their world.
 Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses bantuan yang bertujuan agar seseorang atau sekelompok orang yang dibimbing mampu menghadapi tugas-tugas perkembangn hidupnya secara sadar dan bebas.

Sedangkan untuk kata konseling;
·          Shertzer dan Stone
Menyatakan “ counseling is an interaction process that facilitates meaningful understanding of self and environment and results in the establishment and/or clarification of goal and values for future behavior.”
·         Andi Mapiare
Konsling adalah serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam usaha membantu klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan konseling adalah menekankan bahwa orang yang dibantu berhasil mengembangkan sika serta tingkah laku yang memuaskan bagi diri dan lingkungannya serta mengatur kehidupannya dengan tanggung jawab.

     C.    Tujuan Bimbingan dan Konseling
Secara umum tujuan layanan BK adalah membantu peserta didik mengenal bakat, minat dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier. Sedangkan, secara khusus layanan BK bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, social, belajar, dan karier.

Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqa, mandiri dan bertanggung jawab. Dalam aspek pribadi-sosial, BK membantu peserta didik agar :
1.      Memiliki kesadaran diri dan dapat mengembangkan sikap positif
2.      Membuat pilihan secara sehat
3.      Menghargai orang lain
4.      Mempunyai rasa tanggung jawab
5.      Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi (interpersonal)
6.      Menyelesaikan konflik
7.      Membuat keputusan secara efektif
   
     D.    Fungsi Bimbingan dan Konseling
            Fungsi BK dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Fungsi pemahaman yakni BK akan menghasilkan pemahaman peserta didik tentang diri dan lingkungan.
b.      Fungsi pencegahan adalah fungsi BK dalam upya mencegah peserta didik agar tidak menemui permasalahan yang akan dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangannya.
c.       Fungsi perbaikan, adalah fungsi BK dalam membantu peserta didik menghadapi permasalahan yang dihadapi.
d.      Fungsi pemeliharaan adalah fungsi BK menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah menjadi baik jangan sampai rusak.
e.       Fungsi pengembangan adalah fungsi BK dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik.
f.       Fungsi penyaluran adalah fungsi BK dalam membantu peserta didik untuk memilih dan mementapkan penguasaan karier yang sesuai dengan bkat, minat, keahlian dan cirri-ciri kepribadiannya.
g.      Fungsi penyesuaian adalah fungsi BK dalam membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.
h.      Fungsi adaptasi, adalah fungsi BK dalam membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan, serta kebutuhan peserta didik.

     E.     Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling
           
1.      Prinsip – Prinsip Bimbingan Dan Konseling
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah :

a.       Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseling
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseling, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif) dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).

b.       Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi
Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.



c.        Bimbingan menekankan hal yang positif
Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d.      Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.

e.       Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.


f.       Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.

            Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Adapun beberapa asas yang perlu diperhatikan yang dapat dianggap sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan BK adalah:
2.      Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Menurut Prayitno ada beberapa asas yang harus diperhatikan:
a.       Asas kerahasiaan
Asas ini merupakan asas kunci, karena klien mampu mengungkap masalahnya pada orang yang dipercaya klien. Dengan adanya keterbukan masalah akan dapat diselesaikan dengan baik.
b.       Asas keterbukaan
Asas ini didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan konselor perlu suasana keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran dan keinginan yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan.
1.       Asas kesukarelaan
Asas ini lebih terkait dengan pribadi konselor. Konselor perlu memiliki sikap sukarela dalam membantu menyelesaikan permasalahan klien. Dengan sikap sukarela dari konselor klien akan dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi atas permasalahannya.
2.       Asas kekinian
Fokus pemecahan permasalahan klien adalah pada masa saat ini. Apa yang saat ini dirasakan dan menjadi permasalahan klien adalah hal yang perlu diselesaikan dalam pertemuan konseling.
3.       Asas kegiatan
Konseling dapat berlangsung baik apabila klien mau melaksanakan tugas yang diberikan. Konselor hendaknya mampu memotivasi klien melakukan kegiatan yang disarankan dalam sesi konseling demi tujuan penyelesaian masalah klien.          
4.      Asas kedinamisan
Dinamis merupakan perubahan menuju pada kemajuan yang terjadi pada klien. Konselor hrus memberikan layanan yang sesuai dengan sifat keunikan tiap individu demi perubahan ke arah perkembangan pribadi yang lebih baik.
5.       Asas keterpaduan
Dalam pemberian layanan, konselor perlu memperhatikan aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini berkaitan dengan aspek klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses layanan.

6.       Asas kenormatifan
Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
7.       Asas keahlian
Proses konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang profesional yang menntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan konseling.
8.       Asas alih tangan
Asas ini bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan yang tidak tepat. Bila permasalahan klien perlu penanganan dari ahli yang lain maka pengalihtanganan kepada pihak yang lebih ahli perlu dilaksanakan.
9.       Asas tut wuri handayani
Makna layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berkaitan dengan permasalahan saat tertentu melainkan makna tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang akan datang.
     F.     Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Layanan BK adalah suatu kegiatan BK yang dilakukan melalui kontak langsung dengan peserta didik dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan yag dirasakan oleh peserta didik.
Adapun jenis-jenis layanan dalam bimbingan dan konseling  yang menjadi wujud nyata penyelenggaraan pelayanan BK terhadap peseta didik adalh sebagai berikut:
a.       Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
b.      Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
·         Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
·         Layanan Penempatan dan Penyaluran; layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
·         Layanan Konseling Perorangan; layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
·         Layanan Bimbingan Kelompok; layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan
·         Layanan Konseling Kelompok; layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
·         Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
·         Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung, mencakup :
·         Aplikasi Instrumentasi Data; merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan.
·         Himpunan Data; merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
·         Konferensi Kasus; merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
·         Kunjungan Rumah; merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
·         Alih Tangan Kasus; merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.




DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Reni dkk. (2002) Identifikasi Keberbakatan Intelektual Melalui Metode Non-Tes Jakarta: Grasindo
Azwar, Syarifuddin (2002) Pengantar Psikologi Intelejensi Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Dimyati, Dr., Mudiono, Drs. (2002) Belajar dan Pembelajaran Jakarta: PT. Rineka Cipta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar