KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah makalah
ini terselesaikan dengan cepat dan bagus sehingga dapat bermaanfaat untuk semua
orang. Tidak lupa disampaikan banyak terima kasih pada:
1.
Dosen pembimbing
Psikologi Pendidikan Ibu Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi, yang telah membimbing serta mengarahkan
kami sehingga makalah ini dapat dibuat dan terselesaikan dengan lancar dan
cepat.
2.
Teman-teman yang
membantu baik dari segi tenaga maupun pikiran.
Dalam makalah analisa kasus anak berbakat ditinjau dari
multiple intelegensi, memang kami membuat makalah ini ditujukan untuk semua orang. Dalam hal ini
kami menjelaskan semampu kami untuk memberikan informasi sejelas mungkin pada makalah
ini. Mungkin dalam pembuatan makalah ini
ada kesalahanya kami mohon maaf karena
tak ada gading yang tak ada retaknya. Demikian pula dengan makalah yang kami
susun ini, bila terdapat kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf. Kritik dan
saran yang membangun selalu kami harapkan demi penyempurnaan penulisan
pemikiran kritis kami selanjutnya.
Surabaya,
26 Mei 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
Cover
Kata Pengantar
....................................................................................................
i
Daftar Isi
............................................................................................................
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………… 2
BAB
I
KASUS
v Kasus ……………………………………………………………..………… 3
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Intelegensi……………………………………………………………… ...... 4
B. Analisis menurut Diferensiasi dan
Teori Intelegensi………………………… 5
1. Trilogi
Intelegensi……………………………………………………………. 5
2. Teori
faktor…………………………………………………………………… 6
3. Teori
Struktural Intelektual………………………………………………….. 6
4. Teori
Kognitif………………………………………………………………… 7
5. Teori
Inteligensi ABC………………………………………………………… 7
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………… 8
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………...... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Layanan
bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia.
Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling
tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak
dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan
pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun
praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu
memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa
layanan (klien).
Agar
aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai
bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para
penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan
bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa
ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya.
Berbagai
kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan bimbingan dan
konseling selama ini, seperti adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai
“polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan
bimbingan dan konseling,- sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan
tingkat pemahaman dan penguasaan konselor.tentang landasan bimbingan dan
konseling. Dengan kata lain, penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan
secara asal-asalan, tidak dibangun di atas landasan yang seharusnya.
Oleh
karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan
konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan dipaparkan
tentang beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak langkah
bimbingan dan konseling.
B. Rumusan masalah
1. Mengapa
bimbingan dan konseling diperlukan di sekolah?
2. Apa
hakikat dari bimbingan dan konseling?
3. Apa
tujuan dari bimbingan dan konseling?
4. Apa
fungsi bimbingan dan konseling?
5. Apa
prinsip dan asas yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling?
6. Jenis
layanan dan kegiatan yang bagaimana yang dapat mendukung bimbingan dan
konseling?
C.
Tujuan
Dengan
membuat makalah ini bertujuan untuk membimbing para pembaca untuk lebih
mengerti tentang masalah bimbingan dan konseling sehingga lebih bisa mengerti
dan dapat bisa menjalankan apa yang terkandung dalam materi tersebut. Dalam
pembuatan makalah ini kami menyajika materi dengan sejelas mungkin dan
semenarik mungkin agar materinya lebih bisa dipahami.
Dalam
hal ini kami mengambil materi dari berbagai sumber untuk lebih menyempurnakan
makalah ini. Materi ini kami pilihdengan tujuan untuk memberikan informasi dan
memberikan materi agar materi bimbingan dan konseling lebih mendalam untuk
dipelajari
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perlunya
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Pendidikan (pedagogis) dapat diartikan
sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang
belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Dewasa berarti bisa hidup mandiri
terlepas dari ketergantungan pada orang lain. Proses pendidikan dapat
dilaksanakan secara formal, informal dan nonformal.
Proses mencapai kedewasaan bukanlah hal
yang mudah., karena dalam mencapai kedewasaan memerlukan bantuan orang dewasa.
Dalam proses kedewasaan anak beinteraksi dengan lingkungan baik fisik maupun
sosio-kultural. Sekolah sebagai lembaga menyelenggarakan pendidikan formal
sangat berperan penting dalam mendewasakan anak menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya telah
mendorong terjadinya globalisasi.
Dampak
positif globalisasi adalah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan dan tidak
puas terhadap apa yang telah dicapai sehinga ingin meningkatkan diri. Sedangkan
dmapak negatifnya adalah meningkatnya
keresahan hidup di masyarakat.
Adapun
upaya untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut memerlukan insan dan
sumber daya manusia yang bermutu. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran
pembangunan manusia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu pula.
Pendidikan yang bemut tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan
profesionalisme dan system managemen tenaga kependidikan serta pengembangan
kemampuan peserta didik.
Pendidikan
yang bermutu haruslah merupakan pendidikan yang seimbang, mampu menghantarkan
peserta didik pada pencapaian standart kemampuan profesional dan akademis.
Pencapaian seperti itu memerlukan kerjasama yang harmonis antara pengelola dan
pelaksana managemen pendidikan, pengajaran, dan bimbingan karena ketiganya
merupakan bidang – bidang utama dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Keterkaitan
ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut:
Administrasi
|
Keterangan dari gambar diatas adalah lingkaran
menggambarkan proses pendidikan disekolah yang terdiri dari tiga bidang saling
terkait secara integral, yaitu bidang administrasi dan supervise, bidang
pengajaran dan bidang bimbingan yang ketiganya merupakan penunjang tercapainya
tujuan pendidikan.
Bidang administrasi dan supervise merupakan bidang
kegiatan yang menyangkut masalah administrasi dan kepemimpinan. Bidang ini
mencakup kegiatan perencanaan, perlengkapan dan pengawasan.
Bidang pengajaran dan kurikuler
bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta
didik. Kegiatan ini berkaitan dengan kejuruan,pendidikan khusus, dan pendidikan
remedial.
Bidang bimbingan mempunyai tanggung
jawab untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik. Bidang bimbingan di
sekolah dikatakan berhasil jika peserta didik di sekolah tersebut ada dalam
keadaan sejahtera.
Sehingga jelas bahwa, bimbingan merupakan salah satu
unsur terpadu dalam keseluruhan program
pendidikan dilingkungan sekolah. Suatu kegiatan pendidikan dikatakan baik dan
ideal apabila telah mencakup ketiga bidang yang telah disebutkan diatas.
B.
Hakikat
Bimbingan dan Koseling
Istilah
bimbingan dan konseling merupakan terjemahan kata Guidance dan Counselig,
dalam bahasa Inggris kata Guidance berasal dari kata guide yang artinya menunjukkan, memimpin, menuntun, mengatur,
mengarahkan, memberi nasehat. Sedangkan Counseling berasal dari kata counsel yang artinya nasehat,
pembicaraan, anjuran.
Untuk
memahami arti yang sebenarnya , perlu dilihat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang diantaranya sebagai
berikut:
Untuk
kata bimbingan;
-
Rochman Natawidjaja
Mengemukakan
bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan terus menerus supaya individu tersebut dapat memahami idirinya
sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan
lingkungan, baik di keluarga, sekolah,
masyarakat serta kehidupan pada umumnya.
-
Prayitno
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh oaring yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu agar oaring yang dibmbing tersebut
dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri.
-
Shertzer dan Stone
Guidance
is the process of helping individuals to understand themselves and their world.
Dari definisi-definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses bantuan yang bertujuan agar seseorang
atau sekelompok orang yang dibimbing mampu menghadapi tugas-tugas perkembangn
hidupnya secara sadar dan bebas.
Sedangkan
untuk kata konseling;
·
Shertzer dan Stone
Menyatakan
“ counseling is an interaction process that facilitates meaningful
understanding of self and environment and results in the establishment and/or
clarification of goal and values for future behavior.”
·
Andi Mapiare
Konsling
adalah serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam usaha membantu klien
secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab
sendiri terhadap berbagai persoalan.
Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan konseling adalah menekankan
bahwa orang yang dibantu berhasil mengembangkan sika serta tingkah laku yang
memuaskan bagi diri dan lingkungannya serta mengatur kehidupannya dengan
tanggung jawab.
C.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Secara
umum tujuan layanan BK adalah membantu peserta didik mengenal bakat, minat dan kemampuannya,
serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan dan
merencanakan karier. Sedangkan, secara khusus layanan BK bertujuan untuk
membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi
aspek pribadi, social, belajar, dan karier.
Bimbingan
pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqa, mandiri dan bertanggung
jawab. Dalam aspek pribadi-sosial, BK membantu peserta didik agar :
1. Memiliki
kesadaran diri dan dapat mengembangkan sikap positif
2. Membuat
pilihan secara sehat
3. Menghargai
orang lain
4. Mempunyai
rasa tanggung jawab
5. Mengembangkan
ketrampilan hubungan antar pribadi (interpersonal)
6. Menyelesaikan
konflik
7. Membuat
keputusan secara efektif
D.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Fungsi
BK dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Fungsi
pemahaman yakni BK akan menghasilkan pemahaman peserta didik tentang diri dan
lingkungan.
b. Fungsi
pencegahan adalah fungsi BK dalam upya mencegah peserta didik agar tidak
menemui permasalahan yang akan dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan
kesulitan dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi
perbaikan, adalah fungsi BK dalam membantu peserta didik menghadapi
permasalahan yang dihadapi.
d. Fungsi
pemeliharaan adalah fungsi BK menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah
menjadi baik jangan sampai rusak.
e. Fungsi
pengembangan adalah fungsi BK dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan
yang dimiliki peserta didik.
f. Fungsi
penyaluran adalah fungsi BK dalam membantu peserta didik untuk memilih dan
mementapkan penguasaan karier yang sesuai dengan bkat, minat, keahlian dan
cirri-ciri kepribadiannya.
g. Fungsi
penyesuaian adalah fungsi BK dalam membantu peserta didik menemukan penyesuaian
diri dan perkembangannya secara optimal.
h. Fungsi
adaptasi, adalah fungsi BK dalam membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan
program pengajaran dengan minat, kemampuan, serta kebutuhan peserta didik.
E.
Prinsip
dan Asas Bimbingan dan Konseling
1.
Prinsip
– Prinsip Bimbingan Dan Konseling
Terdapat beberapa
prinsip dasar yang dipandang sebagai pondasi atau landasan bagi pelayanan
bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan,
baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu
adalah :
a.
Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi
semua konseling
Prinsip
ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseling, baik
yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah baik pria maupun wanita, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam
bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan
(kuratif) dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan
(individual).
b.
Bimbingan dan konseling sebagai proses
individuasi
Setiap
konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip
ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli,
meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
c.
Bimbingan menekankan hal yang positif
Dalam
kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap
bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.
Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses
bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan
cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan
dorongan, dan peluang untuk berkembang.
d.
Bimbingan
dan konseling Merupakan Usaha Bersama
Bimbingan
bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan
kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka
bekerja sebagai teamwork.
e.
Pengambilan
Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling
Bimbingan
diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat
kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil
keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan
memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan
menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk
membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang
harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan
konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
f. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam
Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
Adapun beberapa asas yang perlu
diperhatikan yang dapat dianggap sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan BK
adalah:
2.
Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
Asas adalah segala hal yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan. Menurut Prayitno ada beberapa asas
yang harus diperhatikan:
a. Asas kerahasiaan
Asas ini merupakan asas kunci,
karena klien mampu mengungkap masalahnya pada orang yang dipercaya klien.
Dengan adanya keterbukan masalah akan dapat diselesaikan dengan baik.
b. Asas keterbukaan
Asas ini didasarkan atas asas
kerahasiaan. Klien dan konselor perlu suasana keterbukaan untuk mengungkapkan
perasaan, pemikiran dan keinginan yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin
diselesaikan.
1. Asas kesukarelaan
Asas ini lebih terkait dengan
pribadi konselor. Konselor perlu memiliki sikap sukarela dalam membantu
menyelesaikan permasalahan klien. Dengan sikap sukarela dari konselor klien
akan dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi atas permasalahannya.
2. Asas kekinian
Fokus pemecahan permasalahan klien
adalah pada masa saat ini. Apa yang saat ini dirasakan dan menjadi permasalahan
klien adalah hal yang perlu diselesaikan dalam pertemuan konseling.
3. Asas kegiatan
Konseling dapat berlangsung baik
apabila klien mau melaksanakan tugas yang diberikan. Konselor hendaknya mampu
memotivasi klien melakukan kegiatan yang disarankan dalam sesi konseling demi
tujuan penyelesaian masalah klien.
4. Asas kedinamisan
Dinamis merupakan perubahan menuju
pada kemajuan yang terjadi pada klien. Konselor hrus memberikan layanan yang
sesuai dengan sifat keunikan tiap individu demi perubahan ke arah perkembangan
pribadi yang lebih baik.
5. Asas keterpaduan
Dalam pemberian layanan, konselor
perlu memperhatikan aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai
keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini berkaitan dengan aspek klien
maupun mengenai keterpaduan isi dan proses layanan.
6. Asas kenormatifan
Usaha layanan tidak boleh
bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak terjadi penolakan dari
pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau keputusan
yang dibahas dalam konseling.
7. Asas keahlian
Proses konseling harus dilakukan
dengan profesional dan oleh orang yang profesional yang menntut ketrampilan
khusus dan terlatih untuk melakukan konseling.
8. Asas alih tangan
Asas ini bertujuan agar tidak
terjadi pemberian layanan yang tidak tepat. Bila permasalahan klien perlu
penanganan dari ahli yang lain maka pengalihtanganan kepada pihak yang lebih
ahli perlu dilaksanakan.
9. Asas tut wuri handayani
Makna layanan bimbingan dan
konseling tidak hanya berkaitan dengan permasalahan saat tertentu melainkan
makna tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang akan datang.
F.
Jenis
Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Layanan
BK adalah suatu kegiatan BK yang dilakukan melalui kontak langsung dengan
peserta didik dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan yag dirasakan
oleh peserta didik.
Adapun
jenis-jenis layanan dalam bimbingan dan konseling yang menjadi wujud nyata penyelenggaraan
pelayanan BK terhadap peseta didik adalh sebagai berikut:
a. Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta
didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik
di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu
tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar
peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
b. Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta
didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar,
pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah
membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang
sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan
informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
·
Layanan
Konten; layanan
yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan
dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan
agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
·
Layanan
Penempatan dan Penyaluran; layanan
yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam
kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan
Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
·
Layanan
Konseling Perorangan;
layanan yang memungkinan peserta
didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk
mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan
layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah
yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan
dan advokasi.
·
Layanan
Bimbingan Kelompok;
layanan yang memungkinan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan
dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang
pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan
atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi
untuk pemahaman dan Pengembangan
·
Layanan
Konseling Kelompok;
layanan yang memungkinan peserta
didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan
dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan
agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi
untuk pengentasan dan advokasi.
·
Konsultasi, yaitu layanan yang membantu
peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan
cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah
peserta didik.
·
Mediasi, yaitu layanan yang membantu
peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
Untuk menunjang kelancaran pemberian
layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan
berbagai kegiatan pendukung, mencakup :
·
Aplikasi
Instrumentasi Data;
merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan
peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk
memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami
karakteristik lingkungan.
·
Himpunan
Data; merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh
data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif,
terpadu dan sifatnya tertutup.
·
Konferensi
Kasus; merupakan kegiatan untuk membahas
permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak
yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien.
·
Kunjungan
Rumah; merupakan kegiatan untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat
diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen
dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
·
Alih
Tangan Kasus;
merupakan kegiatan untuk untuk
memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih
kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli
lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang
lebih kompeten.
DAFTAR
PUSTAKA
Akbar,
Reni dkk. (2002) Identifikasi Keberbakatan
Intelektual Melalui Metode Non-Tes Jakarta: Grasindo
Azwar,
Syarifuddin (2002) Pengantar Psikologi
Intelejensi Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Dimyati,
Dr., Mudiono, Drs. (2002) Belajar dan
Pembelajaran Jakarta: PT. Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar