SOAL
UJIAN TENGAH SEMESTER
TAKE
HOME EXAME
MK
: DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Dosen : Heryanto Susilo, M.Pd.
SOAL - SOAL
1.
Jelaskan makna pendidikan bagi manusia
dan mengapa pendidikan perlu untuk manusia?
2.
Jelaskan pengertian pendidikan menurut
Ki Hajar Dewantoro? Apa yang tersirat dari pegertian tersebut!
3.
Apa perbedaan Ilmu dan Pengetahuan,
bagaimana cara mencari kebenaran?
4.
Untuk mencari apakah pengetahuan itu
benar atau salah dapat dikaji dari teori korespondensi, teori koherensi, dan
atau teori pragmatisme.
Jelaskan
penggunaan ketiga teori tersebut disertai contoh masing-masing dalam mencari
kebenaran secara ilmiah.
5.
Jelaskan pengertian pendidikan sebagai
suatu sistem?
6.
Bandingkan antara pendidikan formal,
nonformal, dan informal (dikaji dari tujuan, waktu pembelajaran, proses
pembelajaran, dan isi program/kurikulum)!
7.
Dalam pendidikan, guru dapat disebut
sebagai agen perubahan (change agent).
Jelaskan makna tersebut berdasarkan analisis saudara yang
bersumber dari litelatur.
8.
Menurut
George F. Kneller filsafat pendidikan dapat dikaji secara spekulatif,
preskritif dan analitik. Jelaskan ketiga kajian tersebut dan berikan
masing-masing contoh penerapannya dalam pendidikan!
9.
Jelaskan
aliran-aliran pendidikan: 1) aliran pengajar alam sekitar, 2) pengajar pusat
pendidikan, 3) sekolah kerja dan 4) pengajar proyek.
10.
Jelaskan
makna pendidikan sebagai suatu aktifitas manajemen (dikaji dari planning, organizing, actuacting, dan controlling)!
1.
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia adalah sesuatu yang sangat
penting dan mutlak bagi umat manusia. Oleh karena itu, tidaklah sekedar
transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Tujuan pendidikan
sesungguhnya menciptakan pribadi yang memiliki sikap dan kepribadian yang positif. Sikap dan kepribadian yang
positif antara lain:
1.
Memiliki dan bangga
berkompetensi, yakni memiliki Ilmu pengetahuan
2.
Bangga berdisiplin
3.
Tahan mental
menghadapi kesulitan hidup
4.
Jujur dan dapat
dipercaya (memiliki karakter yang baik dan integritas yang baik atau suka
bekerjasama dalam tim)
5.
Memiliki pola pikir
yang rasional dan ilmiah
6.
Bangga bertanggung
jawab
7.
Terbiasa bekerja
keras
8.
Mengutamakan
kepedulian terhadap sesamanya
9.
Mengutamakan
berdiskusi dari pada berdebat (not conflict but consensus)
10. Hormat pada aturan
11. Menghormati hak-hak orang lain
12. Memiliki moral dan etika yang baik
13. Mencintai pekerjaan
14. Suka menabung
Menghasilkan manusia Indonesia seperti keadaan di atas
merupakan keinginan insan pendidikan. Semua pendidik dan tenaga kependidikan di
negeri ini harus memahami hal itu sehingga dalam melaksanakan setiap aktivitas
belajar-mengajar, tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada warga
didik (warga belajar), tetapi kita harus membimbing mereka melalui melalui
motivasi dan contoh keteladanan yang bermuara pada pembinaan sikap (behaviour)
maupun etika/moral peserta didik ataupun warga belajar.
Dan pendidikan perlu karena manusia terutama
anak-anak adalah tunas-tunas muda
bangsa,baik buruknya bangsa ini esok hari ditentukan oleh kualitas anak-anak
kita, tak dapat dipungkiri bahwa untuk menghasilkan manusia yang berkualitas
harus dimulai sejak masa kanak-kanak. Kami episentrum, sebuah lembaga psikologi
yang sangat peduli dengan pendidikan, memulai upaya peningkatan sumber daya
manusia sejak masa kanak-kanak hingga dewasa melalui program-program kami yang
didasari oleh penghargaan terhadap keunikan individu, profesionalitas, dan
komitmen
Sumber
:
http://episentrum.com/search/artikel%20pentingnya%20pendidikan%20bagi%20manusia
Sumber
: http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/19/arti-penting-pendidikan-bagi-manusia-membangun-pendidikan-untuk-mewujudkan-manusia-indonesia-berkualitas/
2.
Menurut Ki Hajar Dewantara,
pendidikan
adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun tujuannya adalah
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka
sebaggai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Batasan atau rumusan di atas adaah batasan atau
rumusan menurut ahli ilmu pengetahuan yang membahas perilaku manusia terhadap
manusia. Pada dasarnya rumusan-rumusan itu ada yang member tekanan pada
kegiatan orang dewasa dan ada yang member tekanan pada kehidupan setiap orang
dewasa, dan ada yang member tekanan pada kehidupan setia orang. Namun dengan
berkembangnya Teori Pendidikan Seumur Hidup (sejak tahun 1960-an), dan
pemahaman akan kegiatann fundamental manusia dalam mengembangkan dirinya, maka
arti atau makna pendidikan terikat pada ‘waktu sekarang’ dan dapat dilihat dari
tiga sudut.
Yang
tersirat dari pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro adalah dengan
melalui pendidikan, Ki Hajar Dewantoro bermaksud menjunjung derajad bangsa Indonesia.
Upaya ini akan berhasil jika dimulai dari segenap lapisan rakyat. Bukan hanya
bagi segelintir elit. Sebagaimana kita ketahui, sebelumnya pendidikan hanya
diperuntukkan bagi segelintir anak-anak bangsa Belanda dan priyayi pribumi.
Rakyat merupakan sumber kekuatan untuk memerdekakan bangsanya. Oleh karena itu,
rakyat harus mendapatkan pengajaran secara merata, tanpa pilih kasih, agar
pandai melakukan upaya bagi kemakmuran bangsanya. Apabila sebuah bangsa menjadi
makmur, ia akan menjadi bangsa yang merdeka.
Di dalam mendidik, Ki Hajar Dewantoro berpandangan bahwa pendidikan merupakan tuntunan bagi berkembangnya anak-anak. Mereka adalah makhluk hidup yang memiliki kodrat dan potensi tumbuh dan berkembangnya masing-masing. Tugas pendidik adalah membantu mereka untuk menumbuh-kembangkan kodrat dan potensinya masing-masing untuk mencapai derajad optimal. Pendidik tidak bisa dan tidak boleh memaksakan kehendak bagi kodrat anak-anak seperti keinginan pendidik. Pemaksaan seperti ini identik dengan penjajahan
Di dalam mendidik, Ki Hajar Dewantoro berpandangan bahwa pendidikan merupakan tuntunan bagi berkembangnya anak-anak. Mereka adalah makhluk hidup yang memiliki kodrat dan potensi tumbuh dan berkembangnya masing-masing. Tugas pendidik adalah membantu mereka untuk menumbuh-kembangkan kodrat dan potensinya masing-masing untuk mencapai derajad optimal. Pendidik tidak bisa dan tidak boleh memaksakan kehendak bagi kodrat anak-anak seperti keinginan pendidik. Pemaksaan seperti ini identik dengan penjajahan
Sumber :
http://safegoreti.wordpress.com/2008/04/19/ki-hajar-dewantara/
3.
Apa perbedaan Ilmu dan Pengetahuan,
bagaimana cara mencari kebenaran?
a.
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan.
Ilmu
|
Pengetahuan
|
Ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan
mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman
dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan
dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
|
Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat
berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek
yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan
masalah kejiwaan.
|
Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara
objektif (objective thinking),
tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Ini
diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya
merupakan hal yang objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan
pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif).
Ilmu sebagai milik manusia secara komprehensif yang merupakan lukisan dan
keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya
dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera
manusia.
|
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik
mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme
tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan
dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat
cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan
ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan
pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).
|
Sumber : http://staff.unud.ac.id/~besung/.../perbedaan-ilmu-dengan-pengetahuan.
b. Pada hakekatnya
kebenaran adalah sesuatu yang bersifat relatif. Cara mendapatkan kebenaran:
(1)
Pendekatan
ilmiah (scintific)
Adalah suatu pendekatan yang
merupakan metodologi (urut-urutan berpikir secara logik dan sistematis dalam
mengkaji kebenaran-kebenaran) yang bersifat rasional, sehingga mendapatkan
kebenaran koherensi yang bersifat empirik dan obyektif yang berdasarkan
kebenaran korespondensi, serta mengandung maslahat bagi kehidupan manusia.
•Kriteria
kebenaran:
(a) koherensi
(b)
korespondensi
(c) pragmatik
(2)
non-ilmiah
(unscintific)
Upaya
memperoleh kebenaran dengan cara
(a) akal
sehat (commonsense)
(b)
apriori
(c)
intuisi
(d)
prasangka
(e) coba-coba (trial and error)
(f) otoritas seseorang
Sumber :
http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/09/hakekat-ilmu- pengetahuan.html
4.
Teori
korespondensi, teori koherensi, dan atau teori pragmatisme.
- Teori Korespondensi
Berdasarkan teori korespondensi ini,
kebenaran/keadaan benar itu dapat dinilai dengan membandingkan antara preposisi
dengan fakta atau kenyataan yang berhubungan dengan preposisi tersebut. Bila
diantara keduanya terdapat kesesuaian (korespondence), maka preposisi tersebut
dapat dikatakan memenuhi standar kebenaran/keadaan benar.
Contoh:
"
Semarang adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah sekarang"
ini adalah sebuah pernyataan; dan apabila kenyataannya memang Semarang adalah Ibu Kota Provinsi Jawa
Tengah, pernyataan itu benar, maka pernyataan itu adalah suatu kebenaran.
- Teori Koherensi
Berdasarkan teori ini, kebenaran ditegakkan atas
hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah
kita ketahui dan diakui benarnya terlebih dahulu. Jadi suatu proposisi itu
cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling berhubungan] dengan
proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh proposisi tersebut
koheren dengan pengalaman kita.
Contoh:
Bungkarno,
adalah ayahanda Megawati Sukarno Puteri, adalah pernyataan
yang kita ketahui, kita terima, dan kita anggap benar. Jika terdapat penyataan
yang koheren dengan pernyataan tersebut diatas, maka pernyataan ini dapat
dinyatakan Benar. Kerena koheren dengan pernyataan yang dahulu: Misalnya.
-
Bungkarno memiliki anak bernama Megawati Sukarno Putri
-
Anak-anak Bungkarno ada yang bernama Megawati Sukarno Putri
-
Megawati Sukarno Putri adalah keturunan Bungkarno
- Teori Pragmatisme
Teori kebenaran pragmatis adalah
teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada
konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori
tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia
untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis.
Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.
Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.
Contoh :
·
Telah
di ciptakan 2 jenis mobil bisa terbang dan menyelam di air agar
memudahkan manusia dalam menjangkau daerah – daerah yang sulit di jangkau.
·
Dokter
menemukan jenis virus baru, sejenis antrax setelah mengautopsi jenazah.
Sumber
:
http://www.scribd.com/doc/7385620/Tugas-Mata-Kuliah-Filsafat-Ilmu-dan-Etika-Ilmu-teori-kebenaran?secret_password=&autodown=doc
5.
Pendidikan sebagai suatu sistem.
Menurut
undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1989, tentang sistem Pendidikan
Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya dimasa
yang akan datang.
Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional mempunyai
tujuan yang jelas, seperti yang tercantum pada undang-undang bahwa pendidikan
nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani
dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Zahar Idris (1987) mengenukakan bahwa “penddikan
Nasional sebagai suatu sistem adalah karya manusia yang terdiri dari
komponen-komponen yang mempunyai hubungan fungsional dalam rangka membantu
terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sesuai
dengan tujuan nasional”.
Reja Mudyaharjo dan Waini Rasyidin mengemukakan,
pendidikan nasional Indonesia
merupakan sistem sosial dan salah satu sektor dalam keseluruhan kehidupan
bangsa yang sedang membangun. Menurut Katz dan Kahn, sistem sosial merupakan
sebuah kesatuan peristiwa, atau kejadian yang dilakukan sekelompok orang untuk
mencapai suatu hasil yang diharapkan. Sebagai sistem sosial, pendidikan
merupakan sistem terbuka yang oleh Katz dan Kahn diberi definisi sebagai sistem
yang memperoleh masukan dari lingkungan dan memberikan hasil tranformasinya
kepada lingkungan.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional itu,
pendidikan merupakan salah satu sistem seperti ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan dan keamanan.Kehidupan bangsa merupakan lingkungan pendidikan
dan supra sistem pendidikan, jika dihubungkan dengan pembangunan maka hakikat
tujuan nasional ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan
motor penggerak utama pembangunan ialah unsur manusia itu sendiri sedangkan
unsur penunjang ialah kemajuan
teknologi, pengetahuan dan modal.
Sumber : Ihsan Fuad ,Dasar-dasar kependidikan,Rineka cipta,Jakarta,2008
6.
Pendidikan formal, nonformal, dan
informal.
Kajian
|
Pendidikan formal
|
Pendidikan nonformal
|
Pendidikan informal
|
Tujuan
|
Kegiatan studi yang berorientasi akademis dan
umum, program spesialisasi, dan latihan profesional.
|
Meliputi
berbagai usaha khusus yang di selenggarakan secara terorganisasi agar
terutama generasi muda dan juga orang dewasa,yang tidak dapat sepenuhnya atau
sama sekali tidak berkrsempatan mengikuti pendidikan sekolah. Pendidikan Non
Formal meliputi kegiatan pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang di
perlukan masyarakat.
|
Lebih
difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
Menentukan
kepribadian anak, apakah anak akan menjadi anak yang bertanggung
jawab,berbudi luhur, patuh akan peraturan, berpegang teguh pada janjinya atau
sebaliknya.
|
Waktu pembelajaran
|
·
Kegiatan yang
sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai
dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya yang dilakukan terus
menerus.
·
Waktu panjang
|
Relatif singkat |
Berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang
memperoleh nilai, sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang bersumber dari
pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah
pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetanga, lingkungan pekerjaan,
dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa.
|
Proses pembelajaran
|
Kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum,
program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu
yang terus menerus.
|
Di luar dan di dalam gedung
sekolah.
|
Kegiatan terorganisasi dan
sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri
atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja
dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan
belajarnya.
|
isi
program/ kurikulum
|
·
Kurikulumnya
jelas, materi pembelajaran bersifat akademis.
·
Ditentukan secara teliti untuk
tiap jenjang secara tertulis
·
Ada ujian formal , dengan pemberian ijazah
|
Terdapat program tertentu
|
Programnya
bersifat informal, tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan belajar yang
diorganisasi. Kegiatan pendidikan ini lebih umum,berjalan dengan sendirinya,
berlagsung terutama dalam ligkungan keluarga, serta melalui media masa,
tempat bermain, dan lain sebagainya.
Tidak ada programyang direncanakan secara formal, tidak ada
materi tertentu yang harus tersaji secara formal, tidak ada ujian.
|
Sumber
: http://benramt.wordpress.com/ruang-pails/iv-pendidikan-formal-non-formal-dan
informal/
7.
Pendidikan, guru dapat disebut sebagai
agen perubahan (change agent).
Guru adalah agen perubahan. Di manapun
guru berada dia harus dapat membawa perubahan bagi masyarakat di sekelilingnya.
Dia harus mampu menjadi motivator dan fasilitator bagi anak didiknya agar mampu
menguasai ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Karena itu belajar sepanjang
hayat jelas harus dilakukan terus menerus oleh seorang guru.
Peran guru saat ini tentu saja lebih
kompleks. Kompleksitas itu ditunjukkan bahwa seorang guru harus merespon
beragam kebutuhan anak didik yang berubah- ubah, perkembangan teknologi yang
demikian cepat merambah dan mengisi dalam dunia kerja atau tuntutan meraih
keunggulan dari masyarakat saat ini. Sejak menentukan “pilihan” sebagai guru,
sejatinya seorang guru terikat kontrak menjadi seorang agen perubahan. Peran
itu terjadi saat guru dengan anak didik bertemu di sekolah. Guru memiliki andil
demikian besar dalam menentukan dan membuat perbedaan kepada anak didiknya.
Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa baik atau buruk, hitam atau putihnya
“gambaran” anak didik di masa depan sangat ditentukan oleh peran masa kini guru
di sekolah. Sekolah merupakan satu-satunya institusi sosial yang secara khusus
dan terorganisir mengembangkan anak didik guna memperoleh pemahaman dan
keterampilan perihal kebenaran, keindahan, dan keadilan. Diharapkan sekolah dan
guru mampu mengembangkan dan memperbaharui diri terus menerus agar mampu
mengimbangi perubahan dalam diri anak didik dan kebutuhan masyarakat.
Guru diharapkan mampu memainkan peran
membawa perubahan-perubahan positif bagi anak didik dan sekolahnya. Peran itu
setidaknya dijalankan dalam konteks kurikulum, di mana guru menjalankan
kurikulum dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum dalam interaksi bersama anak
didik di kelas. Seorang guru merupakan teladan bagi anak didiknya yang berkaitan
dengan kebiasaan pribadi yang dilakukannya. Itulah tanggungjawab moral guru.
Tanggung jawab moral guru itu melekat erat dalam diri seorang guru di manapun
ia berada atau bagaimanapun situasi dan kondisi yang terjadi dengan guru itu.
Sumber :
http://umum.kompasiana.com/2009/02/19/guru-adalah-agen-perubahan/
8.
George F. Kneller filsafat pendidikan
dapat dikaji secara spekulatif, preskritif dan analitik.
Spekulatif: berusaha membangun teori-teori
hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikat dunia, yang bermanfaat dalam
menafsirkan data sebagai hasil penelitian sains yang berbeda.
Preskriptif: menentukan tujuan-tujuan yang
harus diikuti dan dicapainya; menentukan cara-cara yang tepat dan benar untuk
digunakan dalam mencapai tujuan tsb.
Analitik: Menjelaskan pertanyaan-pertanyaan
spekulatif dan preskriptif; menguji secara logis konsep-konsep pendidikan.
·
Filsafat spekulatif
Filsafat
spekulatif adalah suatu cara berfikir sistematis mengenai segala hal yang ada.
Mengapa para filsuf melakukan ini? Mengapa mereka tidak seperti ilmuwan saja
yang mempelajariaspek tertentu dalam kehidupan? Jawabannya adalah bahwa pikiran
manusia berharap melihat suatu hal secara keseluruhan. Berharap untuk mengerti
bagaimana semua hal yang berbeda yang ditemukan secara bersamaan akan
menghasilkan sesuatu yang sangat berarti secara keseluruhan. Dan kita pun terus
mengikuti hal-hal tersebut. Ketika kita membaca sebuah buku, melihat lukisan,
atau mempelajari sebuah tugas, kita sadar bahwa tidak hanya detail tertentu
saja yang diperhatikan tetapi harus memperhatikan juga pola-pola yang
memberikan perbedaan pada detail-detail tersebut.
Filsafat
spekulatif adalah suatu pencarian untuk aturan dan suatu hal yang menyeluruh,
yang diterapkan bukan hanya pada hal tertentu atau pengalaman tertentu saja
tetapi untuk seluruh ilmu pengetahuan dan pengalaman. Singkatnya, filsafat spekulatif
adalah suatu usaha untu menemukan hubungan dari keseluruhan aspek dari pikiran
dan pengalaman. Filsafat Spekulatif merenungkan secara rasional
spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya dengan segala yang ada
pada jagat raya ini. Filsafat berusaha menjawab seluruh pertanyaan yang
berkaitan dengan manusia, eksistensinya, fitrahnya di alam semesta ini, dan
hubungannya dengan kekuatan-kekuatan supernatural. Filsafat spekulatif memiliki
kekuatan intelektal yang sangat tinggi, dengan penalaran intelektualnya itu
manusia berusaha membangaun suatu pemikiran tentang manusia dan masyarakat.
Contoh dari paradigma filsafat ini adalah filsafat yunani kuno, filsafat
Socrates, Plato dan ilsafat Aristoteles.
·
Filsafat Preskriptif
Filsafat preskriptif menyusun standar untuk
memeriksa nilai, menilai hubungan, dan menghargai seni. Filsafat preskriptif
menilai apa yang kita maksud dengan baik dan buruk, benar dan salah, indah dan
jelek. Filsafat preksriptif bertanya apakah hubungan bentuk-bentuk kualitas ini
berkaitan satu sama lain atau hanya merupakan proyeksi dari pikiran kita. Bagi
psikolog, hubungan manusia secara moral, baik atau buruk, akan membentuk
sikap-sikap yang dapat dipelajari. Tapi menurut pendidik dan filsuf preskriptif
beberapa bentuk sikap ada yang berharga dan ada yang tidak. Filsuf preskriptif
mencari untuk menemukan dan mengajukan prinsip-prinsip untuk memutuskan suatu
kegiatan dan nilai kualitas apa yang bermanfaat dan mengapa hal tersebut harus
dilakukan.
·
Filsafat Analiti
Filsafat
analitis berfokus pada kata dan artinya. Filsuf analitis memeriksa
notasi-notasi seperti “sebab”, “pikiran”, “kebebasan akademik”, dan “kesamaan
kesempatan”, dalam rangka untuk menilai pengertian yang berbeda dalam konteks
berbeda. Filsuf analitis manunjukkan bagaimana ketidakkonsistenan akan muncul
ketika pengertian dalam suatu konteks diaplikasikan pada konteks lain. Filsuf
analitis cenderung skeptic, berhati-hati, dan menolak untuk membangun suatu
sistem berfikir.
Contoh penerapannya, sekarang ini pendekatan analitis
mendominasi filsafat Amerika dan Inggris. Di Benua Eropa berlaku tradisi
spekulatif. Tetapi apapun filsafat yang banyak digunakan pada waktu kapanpun,
kebanyakan filsuf setuju bahwa semua pendekatan berperan pada perkembangan
filsafat. Spekulasi tanpa analisis akan membuat suatu hal menjadi tidak
relevan. Analisis tanpa spekulasi juga akan menurun pada rincian yang tidak
penting dan menjadi hampa. Pada kasus manapun, hanya terdapat beberapa
filsuf yang semata-mata spekulatif, preskriptif, dan analitis. Spekulasi,
perskripsi, dan analisis diperlukan untuk semua filsuf yang telah matang.
Sumber
: http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2011.html
Sumber :
http://nagasaribu.blogspot.com/2009/02/ktsp-dipaksakan.html
9.
Aliran-aliran pendidikan: 1) aliran
pengajar alam sekitar, 2) pengajar pusat pendidikan, 3) sekolah kerja dan 4)
pengajar proyek.
1.
Pembelajaran alam sekitar
Gerakan
pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman
dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.Dalam
pendidikan alam sekitar ditanamkan pemahaman, apresiasi, pemanfaatan lingkungan
alami dan sumber-sumber pengetahuan di luar sekolah yang semuanya penting bagi
perkembangan peserta didik sehingga peserta didik akan mendapatkan kecakapan
dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia nyata. Melali penjelajahan alam
yang dlakukan, maka peserta didik akan menghayati secara langsung tentang
keadaan alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta
memanfaatkan waktu senggangnya.
2.
Pengajaran pusat perhatian
Pengajaran
pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran
melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global.
Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan
pengajaran, yaitu: Metode Global dan Centre d’interet. Pengajaran disusun
menurut pusat perhatian anak. Dari pusat perhatian ini kemudian diambil
pelajaran-pelajaran lain. Dalam pengajaran ini anak selalu bekerja sendiri
tanpa ditolong dan dilayani.
3.
Sekolah kerja
Gerakan
sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan
yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius
menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan.
J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di
sekolahnya dan dikembangkan oleh George
Kerschenteiner. Menurut dia, bentuk sekolah untuk menjadi warga negara yang
baik yaitu mendidik anak agar pekerjaannya tidak merugikan masyarakat dan
justru memajukannya. Oleh karena itu sekolah wajib menyiapkan peserta didik
untuk suatu pekerjaan. Pekerjaan tersebut hendaknya juga untuk kepentingan
negara. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran adalah kerja untuk menatap
masa depan.
4.
Pengajaran proyek
Dikembangkan
oleh W.H. Kilpatrick. Ia menanamkan pengajaran proyek sebagai satu kesatuan
tugas yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dikerjakan bersama-sama
dengan kawan-kawannya. Menurut Kilpatrick, dengan tetap duduk di bangku
masing-masing, maka pembentukan watak para peserta didik tidak dapat
terlaksana.. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan
kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin
penting, utamanya masyarakat maju.
Sumber:http://hizkia-pangala.blogspot.com/2010/01/pengantar-pendidikan-aliran-aliran.html
Sumber : http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_5.html
10. Makna
pendidikan sebagai suatu aktifitas manajemen .
Fungsi-fungsi
manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu
dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen.
Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara
berbagai fungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan
pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses
manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun
sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen
dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa
didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan
kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun
tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan
demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang
jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan
pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas
kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
a. Planning
Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari
organisasi apapun termasuk lembaga pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan
penting untuk menjembatani masa kini dan masa depan yang meningkatkan
kemungkinan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mondy dan Premeaux (1995)
menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai
dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk
implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena
aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian
tergantung pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun
kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid,
pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang
direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap
unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
b. Organizing
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan
salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan
kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu
organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus
terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen,
teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar
seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
c. Actuating
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada
gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan
yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh
semua personil lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan
bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan
sukarela. Di dalam kepemimpinan
pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep
demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan
integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan
individu dan tujuan pemimpinnya.
d. Controlling
Pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk
menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain
sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan
standar yang telah ditetapkan itu, menentukan apakah ada penyimpangan dan
mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah
digunakan dengan cara yang paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan
perusahaan.
Sumber : http://mpiuika.files.wordpress.com/2009/11/makalah-mpdi.doc
DAFTAR REFERENSI
1. Sumber :
http://episentrum.com/search/artikel%20pentingnya%20pendidikan%20bagi%20manusia
Sumber
:
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/19/arti-penting-pendidikan-bagi-manusia-membangun-pendidikan-untuk-mewujudkan-manusia-indonesia-berkualitas
2. Sumber
: http://safegoreti.wordpress.com/2008/04/19/ki-hajar-dewantara/
3. Sumber :
http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/09/hakekat-ilmu- pengetahuan.html
4. Sumber :
http://www.scribd.com/doc/7385620/Tugas-Mata-Kuliah-Filsafat-Ilmu-dan-Etika-Ilmu-teori-kebenaran?secret_password=&autodown=doc
5. Sumber :
Ihsan Fuad ,Dasar-dasar kependidikan,Rineka
cipta,Jakarta,2008
6. Sumber :
http://benramt.wordpress.com/ruang-pails/iv-pendidikan-formal-non-formal-dan
informal/
7. Sumber
:http://umum.kompasiana.com/2009/02/19/guru-adalah-agen-perubahan/
8. Sumber : http://nagasaribu.blogspot.com/2009/02/ktsp-dipaksakan.html
Sumber
: http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2011.html
9. Sumber : http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_5.htm
10. Sumber : http://mpiuika.files.wordpress.com/2009/11/makalah-mpdi.doc
.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmakalah dasar dasar pendidikan
BalasHapusmantap aku jadi paham terimakasih
BalasHapus