KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah yang dibuat
oleh kelompok tujuh dapat terselesaikan dengan baik yaitu mata kuliah
DASAR-DASAR PENDIDIKAN dengan judul “MAZHAB IDEALISME”.
Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk mengajarkan bahwa sesungguhnya pendidikan itu sangatlah penting
dan sebagai keharusan untuk di pelajari karena pendidikan dapat memajukan IPTEK
dan membuat masyarakat menjadi lebih berilmu. Makalah ini juga dapat digunakan
sebagai pedoman bagi pembaca untuk membuat makalah dan menambah wawasan dalam
ilmu pendidikan.
Makalah yang disusun dan
dibuat atas dasar tugas yang diberiakan
dan sebagai pertanggung jawaban, untuk mata kuliah dasar-dasar
pendidikan. Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Heryanto Susilo, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata
kuliah dasar-dasar pendidikan yang telah membimbing kami dalam belajar di
kampus.
2. Seluruh pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan
makalah.
Bahwa tiada gading yang tak ada retaknya, sehingga kami menyadari bahwa makalah yang dibuat jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari dosen
ataupun dari para pembaca sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga makalah yang dibuat ini bermanfaat bagi
penulis, pembaca dan masyarakat umum.
Surabaya, 6
Maret 2010
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar …………………… i
Dafar Isi …………………… ii
BAB I
1.
Pengertian
Mazhab Idealisme ………………….... 1
2.
Menurut
Tokoh ………………….... 2
BAB II
Tabel ………………..….. 3
BAB
III
Penutup ………………...…. 5
1.
Analisa …………………… 5
2.
Kesimpulan …………………… 5
Daftar Pustaka …………………… 6
BAB I
ALIRAN FILSAFAT MAHZAB IDEALISME
1. Pengertian Mazhab Idealisme
Idealisme adalah aliran filsafat yang berpendapat
bahwa pengetahuan itu tidak lain daripada kejadian dalam jiwa manusia,
sedangkan kenyataan yang diketahui manusia itu terletak di luarnya.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir
adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca
indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah
tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk
secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi.
Idealisme berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegensi. Termasuk dalam paham idealisme adalah spiritualisme, rasionalisme, dan supernaturalisme. Tentang teori pengetahuan, idealisme mengemukakan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui indera tidak pasti dan tidak lengkap karena dunia hanyalah merupakan tiruan belaka, sifatnya maya yang menyimpang dari kenyataan sebenarnya. Selain itu, menurut pandangan idealisme, nilai adalah absolut. Apa yang dikatakan baik, benar, salah, cantik atau jelek secara fundamental tidak berubah, melainkan tetap dan tidak diciptakan manusia.
Idealisme berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegensi. Termasuk dalam paham idealisme adalah spiritualisme, rasionalisme, dan supernaturalisme. Tentang teori pengetahuan, idealisme mengemukakan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui indera tidak pasti dan tidak lengkap karena dunia hanyalah merupakan tiruan belaka, sifatnya maya yang menyimpang dari kenyataan sebenarnya. Selain itu, menurut pandangan idealisme, nilai adalah absolut. Apa yang dikatakan baik, benar, salah, cantik atau jelek secara fundamental tidak berubah, melainkan tetap dan tidak diciptakan manusia.
Konsep filsafat menurut aliran idealisme
adalah:
1. Metafisika-idealisme; Secara absolut kenyataan
yang sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah, sedangkan secara kritis yaitu
adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah, tetapi kenyataan rohaniah
yang lebih dapat berperan;
2. Humanologi-idealisme; Jiwa dikarunai kemampuan
berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih;
3. Epistemologi-idealisme;
Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali
melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang
yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang; sebagian besar manusia hanya sampai
pada tingkat berpendapat;
4. Aksiologi-idealisme; Kehidupan manusia diatur
oleh kewajiban-kewajiban moral yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau
metafisika
Dalam hubungannya dengan
pendidikan, idealisme memberi sumbangan yang besar tehadap perkembangan
filsafat pendidikan. Kaum idealis percaya bahwa anak merupakan bagian dari alam
spiritual, yang memiliki pembawaan spiritual sesuai potensialitasnya. Oleh
karena itu, pendidikan harus mengajarkan hubungan antara anak dengan bagian
alam spiritual. Pendidikan harus menekankan kesesuian batin antara anak dan
alam semesta. Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan pribadi manusia
yang ideal. Pendidik yang idealisme mewujudkan sedapat mungkin watak yang
terbaik. Pendidik harus memandang anak sebagai tujuan, bukan sebagai alat.
2. Menurut Tokoh
Kant
mengetengahkan tentang kemampuan akal manusia, maka para murid Kant tidak puas
terhadap batas kemampuan akal, alasannya karena akal murni tidak akan dapat
mengenal hal yang berada di luar pengalaman. Untuk itu, dicarinya suatu dasar,
yaitu suatu system metafisika yang ditemukan lewat dasar tindakan : aku sebagai
sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai sebagai dasar
untuk membuat suatu kesimpulan tentang keseluruhan yang ada.
Pelopor idealisme : J.G. Fichte (
1762-1814),F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F. Hegel (1770-1831), Schopenhauer
(1788-1860).
Apa yang dirintis oleh Kant mencapai
puncak perkembangannya pada Hegel. Hegel
lahir di Stuttgart, Jerman. Pengaruhnya
begitu besar sampai luar Jerman. Menjadi professor ilmu filsafat sampai
meninggal. Setelah ia mempelajari pemikiran Kant, ia tidak merasa puas tentang
ilmu pengetahuan yang dibatasi secara kritis. Menurut pendapatnya, segala
peristiwa di dunia ini hanya dapat
dimengerti jika suatu syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah
secara otomatis mengandung
penjelasan-penjelasannya. Ide yang berpikir Itu sebenarnya
adalah gerak yang menumbulkan gerak lain. Artinya, gerak yang menimbulkan
tesisi, kemudian anti tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak yang
bertentangan), kemudian timbul sintesis yang merupakan tesis baru, yang natinya
menimbulkan antithesis dan seterusnya. Inilah yang disebutnya sebagi
dialektika. Proses dialektika inilah yang menjelaskan segalanya.
Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan
idealisme adalah sebagai berikut:
(1) Tujuan: untuk membentuk karakter, mengembangkan
bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikkan sosial;
(2) Kurikulum: pendidikan liberal untuk pengembangan
kemam-puan dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan;
(3) Metode: diutamakan metode dialektika, tetapi
metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan;
(4) Peserta
didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya;
(5) Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan
lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.
Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali
BAB
II
Tabel
Tokoh
|
Pengertian
|
J.G.
Fichte (1762-1814)
|
|
F.W.J.
Scheling (1775-1854)
|
|
G.W.F.
Hegel (1770-1831)
|
segala peristiwa di dunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu
syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah secara otomatis
mengandung
penjelasan-penjelasannya
|
Schopenhauer
(1788-1860)
|
BAB III
PENUTUP
A. ANALISA
Bahwa
konsep aliran Idealisme terdiri dari 4 yaitu :
1. Metafisika-idealisme
2. Humanologi-idealisme
3. Epistemologi-idealisme
4. Aksiologi-idealisme
B. KESIMPULAN
Idealisme memiliki tujuan pendidikan yang
pasti dan, abadi, di mana tujuan itu
berada di luar kehidupan manusia, yaitu manusia yang mampu mencapai dunia cita,
manusia yang mampu mencapai dan menikmati kehidupan abadi yang berasal dari
tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. (1994). Filsafat Ilmu. Semarang : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar